Danau Tempe adalah salah satu obyek wisata di Sulawesi Selatan yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Danauyang luasnya 13.000 hektar ini, . Danau ini menjadi sumber penghidupan, mencari ikan, tidak hanya bagi masyarakat KabupatenWajo, tapi juga sebagian masyarakat Kabupaten Soppeng dan Sidrap. Disepanjang tepi danau, tampak perkampungan nelayan bernuansa Bugisberjejer menghadap ke arah danau.
Danau Tempe sendiri terletak di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan.Danau ini terletak 7 km dari Kota Sengkang, ibukota Kabupaten Wajo.Untuk mencapai tempat ini, dari Kota Sengkang ke Sungai Walennae dapatditempuh melalui jalur darat dengan menggunakan mobil pete-pete(angkot). Dari Sungai Walennae menuju ke Danau Tempe ditempuh selama30 menit dengan menggunakan perahu motor atau katinting,
Konon danau tempe itu terbentuk ratusan tahun lalu ,dahulu daerah tempat danau tempe sekarang adalah gunung yang menjulang tinggi keatas , tapi akibat dari pergeseran tanah yang membentuk lipatan dan danau itu hilang dan membentuk gunung pattirosompe (ujar guru geografi saya)
Ditengah-tengah Danau Tempe, tampak ratusan rumah terapung milik nelayanyang berjejer dengan dihiasi bendera yang berwarna-warni. Dariatas rumah terapung itu, wisatawan dapat menyaksikan terbit danterbenamnya matahari di satu posisi yang sama, serta menyaksikanberagam satwa burung, bunga-bungaan, dan rumput air yang terapung diatas permukaan air. Di malam hari, para pengunjung dapatmenyaksikan indahnya rembulan yang menerangi Danau Tempe sambilmemancing ikan.
Disetiapbulan agustus setiap tahunnya diadakan festival laut atau juga sering disebut Maccera Tappareng (mensucikan danau) yang ditandai dengan pemotongan sapi yang dipimpin oleh ketua nelayan setempat. Dalam acaraini, para pengunjung dapat menyaksikan berbagai atraksi wisata yangsangat menarik, seperti lomba perahu tradisional, perahu hias,permainan rakyat (misalnya, lomba layangan), pemilihan ana? dara(gadis) dan kallolona (pemuda) Tanah Wajo, padendang (menabuh lesung),pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan olehpara waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya.Pelaksanaan festival ini dimaksudkan agar nuansa kekeluargaan danpersatuan antar sesama nelayan tetap terjaga dengan prinsip ?3-S?,yaitu Sipakatau, Sipakainge, dan Sipakalebbi (saling menyegani, salingmenasehati, dan saling menghargai). Dengan menyaksikan festival ini,para pengujung dapat mengetahui tentang kebudayaan masyarakat Bugis diSulawesi Selatan, khususnya Bugis Wajo.